Sebab-Sebab
Yang Dapat Mendatangkan Khusyu’
Seseorang yang ingin meraih khusyu' hendaklah
memperhatikan dua hal, yaitu memperhatikan kesiapan shalat dan yang kedua
adalah memperhatikan beberapa hal dalam shalat. Berikut penjelasannya secara
ringkas:
2. Memperhatikan Beberapa Hal Dalam Shalat.
Ada beberapa hal yang memudahkan untuk
menghadirkan kekhusyu’an. Diantaranya;
A.
Mengingat mati.
Rasulullah bersabda:
اُذْكُرِ الْمَوْتَ فِي صِلاَتِكَ ، فَإِنَّ
الرَّجُلَ إِذَا ذَكَرَ الْمَوْتَ فِي صَلاَتِهِ لَحَرِيٌّ أَنْ يُحْسِنَ
صَلاَتَهُ
“Ingatlah
mati dalam shalatmu, karena bila seseorang mengingat mati dalam shalatnya, maka
ia akan berupaya untuk memperbaiki shalatnya.” (Ash Shahihah no. 1421)
Dalam riwayat lainnya; Rasulullah berkata
kepada Ayub Al Anshari:
إِذَا قُمْتَ فِي صَلاَتِكَ فَصَلِّ صَلاَةَ
مُوَدِّعٍ
“Jika
kamu hendak shalat, maka shalatlah seperti shalatnya orang yang hendak berpisah
(meninggalkan dunia).” (H.R. Ahmad, lihat Shahihul Jami’ no.742)
B.
Mendatangi Shalat Dengan Sakinah (Tidak Terburu-Buru).
Rasulullah bersabda:
إِذَا أُقِيْمَتِ الصَّلاَةُ فَلاَ تَأْتُوْهَا
تَسْعَوْنَ وَأْتُوْهَا تَمْشُوْنَ وَعَلَيْكُمْ بِالسَّكِيْنَةِ
فَمَاأَدْرَكْتُمْ فَصَلُّوا وَمَافَتَاكُمْ فَأَتِمُّوا
“Bila
telah ditegakkan shalat, maka jangan mendatanginya dengan lari (terburu-buru),
namun berjalanlah dengan sakinah (tenang). Apa yang kalian dapati dari shalat
(jama’ah) maka shalatlah dan apa yang tertinggal maka sempurnakanlah.” (H.R.
Muslim no. 602)
C. Mengerjakan
Shalat dengan Thuma’ninah.
Rasulullah bersabda:
أَسْوَأُ النَّاسِ سِرْقَةً الَّذِي يَسْرِقُ
مِنْ صَلاَتِهِ ، قَالَ يَا رَسُوْلَ اللهِ : كَيْفَ يَسْرِقُ صَلاَتَهُ ، قَالَ :
لاَ يُتِمُّ رُكُوْعَهَا وَلاَ سُجُوْدَهَا
“Sejelek-jelek
manusia adalah pencuri, yang mencuri shalatnya. (Ada seseorang yang berkata):
‘Wahai Rasulullah: ‘Bagaimana ia mencuri shalatnya? Rasulullah bersabda: “Yaitu
orang yang tidak menyempurnakan ruku’ dan sujudnya.” (Shahihul Jami’ no. 997)
D.
Mengarahkan Pandangannya Ke Tempat Sujud dan Jangan Menoleh.
Aisyah berkata:
كَانَ إِذَا صَلَّى طَأْطَأَ رَأْسَهُ وَرَمَى
بِبَصَرِهِ نَحْوَ الأَرْضِ
“Apabila
Rasulullah shalat, maka beliau, menundukkan pandangannya ke tanah (tempat
sujud).” (Lihat Shifat Shalatin Nabi hal. 89) Rasulullah bersabda:
فَإِذَا صَلَّيْتُمْ فَلاَتَلْتَفِتُوا فَإِنَّ
اللهَ يَنْصِبُ وَجْهَهُ لِوَجْهِ عَبْدِهِ مَالَمْ يَلْتَفِتْ
“Jika
kalian shalat maka janganlah kalian menoleh, karena sesungguhnya Allah
menghadapkan wajah-Nya ke wajah hambanya dalam shalatnya selagi ia tidak
menoleh.” (H.R. At Tirmidzi dan lainnya)
E.
Menghayati Bacaan Al Qur’an, do’a-do’a dan dzikir- dzikir.
Shahabat Hudzaifah berkata:
إِذَا مَرَّ بِآيَةٍ فِيْهَا تَسْبِيْحٌ
سَبَّحَ وَ إِذَا مَرَّ بِسُؤَالٍ سَأَلَ وَ إِذَا مَرَّ بِتَعَوُّذٍ تَعَوَّذَ
“Bila
Rasulullah melewati ayat yang berkenaan dengan tasbih, maka beliaupun
bertasbih. Dan bila melewati ayat yang berhubungan dengan kenikmatan (rahmat),
maka beliau pun memohonnya. Serta bila melewati ayat yang berhubungan dengan
adzab, maka beliau berlindung darinya.”(H.R. Muslim no. 772)
diantara sebab yang dapat membantu untuk dapat
menghayati bacaan-bacaan shalat diantaranya; membaca al qur’an dengan tartil.
Allah berfirman (artinya): “Dan Bacalah Al Qur’an dengan tartil.” (Al Muzammil:
4)
Demikian pula dengan suara yang indah. Karena
Rasulullah bersabda:
زَيِّنُوا الْقُرآنَ بِأَصْوَاتِكُم فَإِنَّ
الصَّوْتَ الْحَسَنَ يَزِيْدُ الْقُرْآنَ حَسَنًا
“Perindahlah
Al Qur’an dengan keindahan suara kalian. Karena suara yang indah dapat menambah
keindahan Al Qur’an.”(H.R. Al Hakim, lihat Shahihul Jami’ no. 3581)
Referensi :
http://buletin-alilmu.net/2006/09/19/meraih-khusyu-dalam-shalat-bagian-ke-2/
0 komentar
Posting Komentar