cari artikel lainnya

Ingin pasang widget seperti ini? KLIK DISINI

Rabu, 21 Oktober 2015

MUNGKINKAH BERSATU APABILA BERBEDA MANHAJ DAN AQIDAH

MUNGKINKAH BERSATU APABILA BERBEDA MANHAJ DAN AQIDAH?

Asy Syaikh Shalih Al Fauzan – hafizhahullah

Tanya:
Apakah mungkin terjadi persatuan apabila berbeda manhaj dan aqidah?

Jawab:
Tidaklah mungkin akan terjadi persatuan apabila berbeda manhaj dan aqidah, dan sebaik-baiknya bukti (akan hal tersebut – pent) adalah kenyataan yang terjadi pada bangsa Arab sebelum diutusnya Rasul – shallallahu ‘alaihi wa sallam, di mana mereka dahulu saling berpecah belah dan bermusuh-musuhan, namun ketika mereka masuk ke dalam agama Islam, bersama-sama di bawah naungan bendera tauhid, aqidah mereka satu dan manhaj mereka satu, maka kalimat mereka pun bersatu serta negara mereka pun menjadi tegak. Dan Allah telah mengingatkan mereka akan hal tersebut dalam firmanNya ta’ala:
 { وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا } [ آل عمران:103 ].
“dan ingatlah akan nikmat Allah atas kalian ketika kalian dahulu (pada masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah persatukan hati-hati kalian, lalu dengan nikmat Allah kalian menjadi orang-orang yang bersaudara” [Ali ‘Imron : 103].
Dan Allah ta’ala berfirman kepada Nabi-Nya – shallallahu ‘alaihi wa sallam - :

{ لَوْ أَنفَقْتَ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مَّا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ ۚ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
} [ الأنفال:63 ].

“Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati-hati mereka, akan tetapi Allah lah yang mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha gagah lagi Maha Bijaksana.” [Al Anfal: 63]
Dan Allah – subhanah – selamanya tidak akan mempersatukan antara hati-hati orang-orang kafir, orang-orang murtad dan kelompok-kelompok sesat (1), akan tetapi Allah mempersatukan antara hati-hati orang-orang yang beriman dan bertauhid, Allah – ta’ala - berfirman tentang orang-orang kafir dan munafiq yang menyelisihi manhaj Islam dan aqidahnya:

{ تَحْسَبُهُمْ جَمِيعًا وَقُلُوبُهُمْ شَتَّىٰ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَّا يَعْقِلُونَ } [ الحشر:14 ].

“Kamu kira mereka itu bersatu, sedang hati mereka berpecah belah. yang demikian itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak mengerti.” [Al Hasyr: 14]
Dan Allah – ta’ala – berfirman:

{ وَلَا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ (11) إِلَّا مَن رَّحِمَ رَبُّكَ ۚ } [ هود:118-119 ]،

“Dan mereka akan senantiasa berselisih, kecuali orang-orang yang dirahmati Rabb-mu” [Hud: 118-119]
“kecuali orang-orang yang dirahmati Rabb-mu” yaitu orang-orang yang beraqidah benar, dan bermanhaj benar, maka merekalah yang akan selamat dari perselisihan
Maka orang-orang yang berusaha untuk mempersatukan manusia bersama dengan adanya kerusakan aqidah dan perbedaan manhaj maka telah mengusahakan sesuatu yang mustahil, karena mengumpulkan dua hal yang saling bertentangan adalah mustahil.
Maka tidak ada yang bisa mempersatukan hati, dan mempersatukan kalimat, selain kalimat At Tauhid (2) (yaitu kalimat: la ilaha illaLlah - pent), apabila difahami maknanya, dikerjakan segala konsekuensinya secara zhahir (nampak) ataupun bathin (tersembunyi), bukan hanya mengucapkannya namun menyelisihi hal-hal yang terkandung padanya, karena apabila ini yang terjadi maka tidaklah bermanfaat kalimat tersebut.

__________________________
Catatan kaki dari Asy Syaikh Jamal bin Furaihan Al Haritsy:
(1) keadaan kelompok-kelompok dan golongan-golongan yang ada di medan dakwah pada saat ini – sebagaimana diungkapkan – adalah bukti dan petunjuk terbesar (atas benarnya apa yang disebutkan Syaikh – pent), mereka berselisih dalam memahami Al Kitab (Al Qur`an – pent), mereka menyelisihi Al Kitab, sedangkan hati apabila saling sepakat dan saling mengenal satu sama lain maka akan bersatu, demikian pula sebaliknya.
Sebagaimana kriteria ini telah datang penyebutannya melalui lisan Nabi kita – shallallahu ‘alaihi wa sallam – dalam sebuah hadits yang shahih, beliau – shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
( الأرواحُ جنودٌ مُجندة، فما تعارفَ منها ائتلف، وما تَناكر منها اختلف ). البخاري (315.
“Ruh-ruh itu seperti sekelompok pasukan yang dikerahkan, maka yang saling cocok di antara mereka akan bersatu, adapun yang saling bertentangan  akan berselisih” HR Al Bukhary: 315
(2) Orang-orang yang berusaha untuk mempersatukan manusia bersama dengan adanya kerusakan aqidah dan perbedaan manhaj – sebagai contoh saja bukan sebagai pembatasan – pada zaman kita sekarang ini: kelompok Al Ikhwanul Muslimin, tergabung dalam barisan mereka: Rafidhi, Jahmi, Asy’ari, Khariji, Mu’tazili, demikian pula orang Kristen, jangan lupakan itu.
Dan telah para pembaca lewati di dalam kitab ini perkataan para ulama mengenai kelompok Al Ikhwanul Muslimin, bagaimana mereka tidak menaruh perhatian terhadap dakwah kepada tauhid, dan tidak pula memperingatkan dari kesyirikan.
Demikian pula sifat ini termasuk karakteristik kelompok Tabligh, dan tidaklah pemahaman ikhwani, yaitu ikhwani quthbi merupakan sesuatu yang jauh dari mereka.

Sumber: Kitab Al Ajwibah Al Mufidah ‘anil Manahij Al Jadidah, cetakan Darus Salafiyyah hal 225-226


Alih Bahasa: 
Al-ustadz Abu Ahmad Purwokerto

0 komentar

Posting Komentar

PILIHAN-PILIHAN