Berpegang Teguh dengan Petunjuk Rasulullah Jalan Keselamatan
Rasulullah bersabda,
فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ
مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي
وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا
وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ
فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ
“Sesungguhnya barangsiapa yang masih
hidup diantara kalian setelahku niscaya akan melihat perselisihan yang
banyak. Maka wajib bagi kalian untuk berpegang teguh dengan petunjukku
dan petunjuk para khalifah yang terbimbing. Berpegang teguhlah dengan
petunjuk tersebut dan gigitlah (pegang erat, pen) petunjuk tersebut
dengan (sekuat gigitan, pen) gigi geraham kalian. Berhati-hatilah kalian
dari amalan yang diada-adakan (dalam agama) karena sesungguhnya setiap
amalan yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah
kesesatan.” (HR. Abu Dawud no. 3991)
Lalu bagaimanakah solusi untuk mengatasi perpecahan dan perselisihan tersebut?
Solusi dari permasalahan ini telah
diisyaratkan oleh Rasulullah sekitar 14 abad yang lalu dalam sabda
beliau, “…Maka wajib bagi kalian untuk berpegang teguh dengan petunjukku
dan petunjuk para khalifah yang terbimbing. Berpegang teguhlah dengan
petunjuk tersebut dan gigitlah (pegang eratlah, pen) petunjuk tersebut
dengan (sekuat gigitan, pen) gigi geraham kalian …” Tidak sedikit ayat
al-Qur’an dan hadits Nabi lainnya yang memerintahkan agar berpegang
teguh dengan petunjuk Rasulullah, diantaranya adalah sebagai berikut:
Allah berfirman, “Sungguh telah ada pada diri Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagi kalian yaitu bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (al-Ahzab: 21)
Allah berfirman, “Katakanlah
(Muhammad), ‘Apabila kalian mencintai Allah maka ikutilah aku, niscaya
Allah mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian’.” (Ali Imran: 31)
Allah berfirman, “Apabila kamu taat kepadanya, niscaya kalian mendapat petunjuk.” (an-Nur: 54)
Rasulullah bersabda, “Maka sesungguhnya
sebaik-baik ucapan adalah kitabullah (al-Qur’an) dan sebaik-baik
petunjuk adalah petunjuk Muhammad dan sejelek-jelek perkara adalah
perkara yang diada-adakan (dalam agama). Dan setiap kebid’ahan adalah
sesat.” (HR. Muslim no. 1435)
Rasulullah bersabda, “Tidaklah tersisa
satu perkara yang akan mendekatkan diri kepada surga dan menjauhkan dari
neraka melainkan telah diterangkan kepada kalian.” (HR. ath-Thabrani
no. 1647)
Demikian pula nasehat dari para ulama
terkemuka tentang perintah untuk berpegang teguh dengan petunjuk
Rasulullah sebagaimana berikut ini:
Al-Imam az-Zuhri berkata, “Dahulu para
ulama kita mengatakan, ‘Berpegang teguh dengan petunjuk Rasulullah
adalah keselamatan.” (Sunan ad-Darimi 1/44)
Disebutkan dalam kitab al-Hilyah (6/142)
bahwa al-Imam al-Auza’i berkata, “Dahulu dikatakan: ada 5 perkara yang
menjadi pegangan para sahabat Muhammad dan orang-orang yang mengikuti
mereka dengan baik:
1. Berpegang teguh dengan jama’ah
2. Mengikuti petunjuk Rasulullah
3. Menyemarakkan masjid
4. Membaca al-Qur’an
5. Jihad di jalan Allah
Abdullah ad-Dailami berkata, “Telah
sampai kepadaku bahwa awal mula pudarnya agama adalah meninggalkan
petunjuk Rasulullah, hilangnya agama adalah dimulai dengan hilangnya
sunnah demi sunnah sebagaimana putusnya tali seutas demi seutas.” (Sunan
ad-Darimi 1/44)
Sahl bin ‘Abdillah at-Tustari berkata,
“Pokok landasan kita ada 6 perkara: berpegang teguh dengan kitabullah
(al-Qur’an), meneladani petunjuk Rasulullah, makan makanan yang halal,
tidak menyakiti, meninggalkan perbuatan-perbuatan dosa, bertaubat dan
menunaikan hak-hak manusia.” (al-Hilyah 10/190)
Al-Qadhi ‘Iyadh berkata, “Pokok madzhab
kita ada 3: mengikuti petunjuk Rasulullah dalam perkara akhlak dan
perbuatan, makan makanan yang halal dan mengikhlaskan niat dalam segenap
amalan.” (asy-Syifa’ 2/558)
Berpegang teguh dengan petunjuk Rasulullah akan memberikan berkah yang banyak, antara lain:
1. Mendapatkan kecintaan Allah
Allah berfirman, “Katakanlah
(Muhammad), ‘Apabila kalian mencintai Allah maka ikutilah aku, niscaya
Allah mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian’.” (Ali Imran: 31)
Dan apabila Allah telah mencintai
seorang hamba maka akan berbuah hasil sebagaimana yang disabdakan oleh
Rasulullah, “Apabila Allah mencintai seorang hamba maka ada seruan yang
memanggil Jibril, ‘Sesungguhnya Allah mencintai si fulan maka cintailah
dia, maka Jibrilpun mencintainya. Kemudian Jibril menyeru kepada
penduduk langit, ‘Sesungguhnya Allah mencintai fulan maka cintailah dia,
maka penduduk langitpun mencintainya. Kemudian diletakkan rasa
penerimaan kepada penduduk bumi terhadap orang tersebut.” (HR.
al-Bukhari no. 2970)
2. Berpegang teguh dengan petunjuk
Rasulullah merupakan keutamaan yang besar, dan akan semakin bertambah
tinggi keutamaannya manakala hidup di suatu masa yang manusia banyak
berpaling dari petunjuk Rasulullah, dan orang yang berpegang teguh
dengan petunjuk Rasulullah di masa itu benar-benar mendapatkan gangguan
dari manusia. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya di belakang kalian
nanti akan ada hari-hari kesabaran, (orang yang berpegang dengan
petunjuk Rasulullah) pada hari-hari tersebut keadaannya seperti
menggenggam bara api, orang yang beramal pada hari-hari tersebut seperti
pahala 50 orang yang mengamalkan seperti amalan kalian (para sahabat,
pen).” (HR. at-Tirmidzi no 2984)
3. Mengamalkan petunjuk Rasulullah adalah sebagai bentuk penjagaan agar tidak terjatuh ke dalam kebid’ahan.
Abu Muhammad Abdullah bin Manazil
berkata, “Tidaklah seorang hamba menyia-nyiakan satu kewajiban dari
berbagai kewajiban melainkan Allah akan menimpakan musibah kepadanya
dalam bentuk menyia-nyiakan petunjuk Rasulullah. Dan tidaklah seseorang
diberi musibah dalam bentuk menyia-nyiakan petunjuk Rasulullah melainkan
dikhawatirkan dia akan diberi musibah dengan kebid’ahan.” (Dharuratul
Ihtimam hlm. 52)
Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Tidaklah datang
suatu masa kepada manusia melainkan akan ada (suatu kaum) yang
mengada-adakan bid’ah dan tidak menghidupkan petunjuk Rasulullah, hingga
hiduplah kebid’ahan dan matilah petunjuk Rasulullah.” (Dharuratul
Ihtimam hlm. 52)
4. Berpegang teguh dengan petunjuk Rasulullah akan menyelamatkan dari perpecahan.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata,
“Kebid’ahan selalu diiringi dengan timbulnya perpecahan (umat)
sebagaimana petunjuk Rasulullah diiringi dengan persatuan (umat).”
(al-Istiqamah 1/42)
Ibrahim at-Taimi mengatakan, “Ya Allah,
jagalah aku dengan agama-Mu dan dengan petunjuk rasul-Mu dari
perselisihan dalam kebenaran, mengikuti hawa nafsu, mengikuti
jalan-jalan kesesatan, perkara-perkara yang meragukan dan penyimpangan
serta permusuhan.” (al-I’tisham 1/116)
Hati-hatilah dari Menyelisihi Petunjuk Nabi
Para pembaca rahimakumullah,
amalan ibadah yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah disebut
bid’ah. Dan melakukan amalan bid’ah dalam agama akan menimbulkan efek
negatif yang berbahaya, antara lain,
1. Amalan bid’ah merupakan kesesatan berdasarkan dalil dari al-Qur’an dan hadits.
Adapun dalil dari al-Qur’an adalah firman Allah, “Maka tidak ada setelah kebenaran itu melainkan kesesatan.” (Yunus: 32)
Adapun dalil dari hadits adalah sabda Rasulullah, “Setiap kebid’ahan adalah kesesatan.” (HR. Abu Dawud no. 3991)
2. Amalan bid’ah mengandung anggapan bahwa Islam belum sempurna dan Islam menjadi sempurna dengan perbuatan bid’ah.
Padahal Allah berfirman, “Pada hari
ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan
nikmat-Ku bagimu dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu.” (al-Maidah: 3)
3. Amalan bid’ah mengandung anggapan
bahwa Rasulullah tidak mengetahui amalan tersebut, karena kalau
seandainya itu bagian dari agama niscaya Rasulullah sudah
mengajarkannya. Atau terkandung anggapan bahwa Rasulullah belum
menyampaikan ajaran Islam secara sempurna, karena kalau seandainya ia
bagian dari ajaran Islam niscaya Rasulullah telah menyampaikan kepada
umat melalui hadits-haditsnya.
4. Amalan bid’ah dapat memecah belah kaum muslimin.
Tatkala kebid’ahan muncul di
tengah-tengah masyarakat, kaum muslimin pun terkotak-kotak ke dalam
beberapa kelompok. Masing-masing kelompok mengklaim bahwa kelompoknyalah
yang paling benar. Allah berfirman, “Yaitu orang-orang yang memecah
belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Setiap
golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.” (ar-Rum: 32)
5. Barangsiapa melakukan amalan bid’ah maka akan dicabut darinya petunjuk Rasulullah yang semisalnya.
Hassan bin ‘Athiyah mengatakan,
“Tidaklah suatu kaum melakukan kebid’ahan dalam agama mereka melainkan
Allah akan mencabut petunjuk Rasulullah yang sepadan dari mereka,
kemudian Allah tidak akan mengembalikan petunjuk Rasulullah itu kepada
mereka sampai hari kiamat.” (I’tiqad Ahli Sunnah hlm. 129)
Wallahu a’lam bish shawab.
Penulis: Ustadz Muhammad Rifqi
1 komentar
Jammin' Jars Casino | Promo Code - MJHTC
Jammin Jars Casino 진주 출장마사지 has been operating since 강원도 출장샵 2003, and 천안 출장마사지 they've developed 아산 출장안마 a reputation for doing that. The Jammin Jars Casino 경산 출장샵 was one of the first casinos
Posting Komentar